Ketidakpahaman Anggota serikat tentang Serikat Pekerja, “Dosa” Siapa?


Oleh: Wahyudi  |  Divisi Humas SPM Dharmawangsa Bimasena Jakarta.

 

Perjalanan panjang sebuah organisasi serikat pekerja, pasti memiliki cerita disetiap perjuangan para pendahulu atau pemimpin dari pertama berdirinya organisasi itu. Perbedaan menjadi suatu hal yang wajar dalam kehidupan. Beda orang, beda karakter, beda cara, beda pendapat, dan masih banyak lagi perbedaan. Namun demikian perlu dipahami, bahwa suatu perbedaan bisa disatukan dalam satu wadah organisasi ketika bermuara pada tujuan yang sama.

Paham akan tugas dan fungsi pemimpin serikat itu mutlak diperlukan, sehingga usaha-usaha untuk mencapai dan menggapai cita-cita organisasi akan menjadi mudah. Pemimpin serikat disini bukan hanya ketua serikat, namun juga pengurus serikat. Hambatan-hambatan yang menjadi ganjalan perlu penyelesaian sesegera mungkin, agar jalannya roda organisasi bisa berjalan dengan baik dan lancar. Perlu adanya struktur organisasi yang kuat, dimana masing-masing punya fungsi dan  tugas untuk mendorong tercapainya tujuan organisasi.

Keterbukaan pemimpin serikat menerima kritikan dan masukan dari berbagai pihak, memberikan semangat untuk membuktikan kinerjanya, apalagi jika kritik itu muncul dari anggota serikat itu sendiri. Pemimpin perlu duduk bersama dengan anggota untuk memahami maksud dan tujuan organisasi, menjelaskan detail permasalahan, dan mau menerima masukan untuk kepentingan bersama, tanpa harus emosi satu sama lain. Disinilah dibutuhkan keterbukaan tujuan organisasi yang sesungguhnya.

Pada dasarnya manusia tempatnya salah dan dosa, oleh karena itu, pemimpin serikat juga tidak lepas dari kesalahan, namun kadang kala para pemimpin serikat itu sendiri tidak menyadarinya. Di sisi lain, sikap anggota serikat yang apatis, acuh tak acuh, cuek dan dan membiarkan pemimpin serikatnya melakukan kesalahan, juga memperburuk keadaan. 

Pemimpin serikat seharusnya mempunyai kewajiban untuk  membagikan dan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang serikat pekerja kepada anggotanya.  Pemimpin serikat punya tugas dan beban yang berat, namun jika dikerjakan bersama-sama dengan anggota yang ikut berperan aktif dalam kegiatan serikat, maka semua akan ringan.

Jika seluruh anggota mempunyai pemahaman yang baik tentang serikat pekerja, maka akan mempermudah pemimpin serikat untuk memperjuangkan hak-hak anggota serikat pekerja yang seharusnya didapatkan. Dalam situasi seperti ini, tidak akan terlalu sulit untuk meminta keterlibatan anggota untuk menjadi bagian dari pengurus serikat, tidak hanya berani mengkritik dan mendukung dari belakang, namu turut berperan aktif dan ikut andil dalam perjuangan.

Situasi di atas hanya bisa terwujud apabila setiap  anggota serikat juga punya kewajiban yang sama dengan para pengurus serikat, yaitu mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pengurus serikat maupun afiliasinya, anggota serikat tidak boleh lagi mempunyai pemahaman bahwa kewajibannya hanyalah membayar iuran serikat saja.

Disinilah pentingnya peran pemimpin serikat yang mempunyai kewajiban memberikan pelatihan dan pemahaman kepada pengurus dan anggotanya. Jika suatu saat masa kepemimpinannya berakhir, masih ada yang melanjutkan dan tidak kesulitan mencari pengganti yang sama gigihnya memperjuangkan hak seluruh anggotanya.

Banyak cara untuk melakukan pemahaman anggota, apalagi apabila pendidikan dan pelatihan untuk anggota serikat sudah diwajibkan, sebagaimana makan, Jika tidak makan, apa yang terjadi? jika anggota tidak paham tentang serikat pekerja, apa yang terjadi di kemudian hari?

 

Kalau begitu, Ketidakpahaman anggota serikat tentang serikat pekerja, itu “Dosa” siapa?


Posting Komentar

© 2013 - 2021 Federasi Serikat Pekerja Mandiri. Developed by Jago Desain