“Multi Skilling is Multi Killing”



Oleh : Iman Sukamanajaya | Divisi Pendidikan FSPM

 

Belakangan ini marak terjadi buruh yang dipekerjakan tidak sesuai jabatannya, alasannya dalam rangka pengembangan kemampuan buruh guna menunjang kepentingan karirnya.

Katakanlah itu benar demikian adanya.

Dan semoga saja karir buruh yang mau menjalankan Multi Skilling akan segera meningkat.

Sekarang, mari kita lihat alasan sebenarnya dari Multi Skilling tersebut..

Umumnya Multi Skilling dilakukan karena adanya buruh yang mengundurkan diri dan tidak ada penggantinya, sementara buruh yang tersedia hanya buruh di divisi yang sama, namun beda departemen,

Di hotel misalnya, bartender merangkap sebagai waiter, atau room attendant merangkap public area attendant, bell man merangkap concierge, operator merangkap reservasi, night reception merangkap night audit.

Sekilas memang pekerjaannya berhubungan dan tidak terlalu sulit untuk kemudian menguasai kedua pekerjaan tersebut secara sekaligus. Dan umumnya para buruh tersebut (sialnya) bisa melakukannya..

Tapi apa yang terjadi ketika itu akhirnya memang benar" bisa dilakukan secara bersamaan dengan baik?

Pihak perusahaan tentu saja kemudian merasa tidak perlu lagi mempekerjakan pekerja baru untuk menggantikan buruh yang telah mengundurkan diri sebelumnya, toh pekerja yang ada sudah bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik kan..?

Buat apa bayar 2, kalau beli 1 sudah dapat 2,

ya kan..?! (Manusia sudah seperti produk promosi, buy 1 get 1 free, capitalist win !!)

Inilah kenapa Reception Hotel yang dulunya terdiri dari 2 Pekerjaan dan 2 pekerja (FO Cashier dan FO Reception), sekarang hanya jadi pekerjaan satu orang.

Upahnya..?, ya tentu saja ngga jauh dari angka Upah Minimum, karena jabatan tersebut memang jabatan entry level atau rank en file.

(di banyak hotel bahkan senilai dengan UMP)

Dimana Multi Killing-nya?

Ya itu tadi, jika ada beberapa pekerjaan yang bisa dirangkap oleh 1 orang, bukankah itu merupakan pembunuhan terhadap bidang kerja lainnya?

Bukankah itu akan membunuh kesempatan kerja buat buruh lainnya?

Semakin banyak buruh yang bersedia melakukan Multi Skilling, maka jangan heran jika kemudian ada banyak bidang kerja yang hilang..(multi killing)

Padahal jika itu dikembalikan kepada asas hubungan kerja yang berdasarkan perjanjian kerja, tentu saja pekerjaan "extra" tersebut tidak ada didalam perjanjian kerja..

Semoga saja, dengan dalih perkembangan karir, buruh tidak menjadi "pembunuh", setidaknya terhadap kesempatan kerja bagi buruh lainnya..

 

 

Ditulis tanggal 23 Desember 2017

 


Posting Komentar

© 2013 - 2021 Federasi Serikat Pekerja Mandiri. Developed by Jago Desain